Friday, February 4, 2011

WORKSHOP : REVITALISASI GERAKAN PKK DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Gagasan dan amanah untuk melaksanakan sebuah Workshop : Revitalisasi Gerakan PKK dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga, telah terlaksana dengan baik oleh Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia dan Tim Penggerak PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) Provinsi DKI Jakarta.  Landasan pertimbangan untuk mengadakan workshop ini adalah sebagai berikut :

Persoalan sosial dan ekonomi yang dihadapi dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat, khususnya di Wilayah DKI Jakarta  sangat kompleks, intervensi program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu sejalan, diimbangi, dan didukung pula oleh kontribusi dari sejumlah kelembagaan atau gerakan sosial dan ekonomi  masyarakat yang selama ini telah berjalan dan berkarya untuk masyarakat Jakarta.  Hal yang menarik dan penting untuk dilakukan saat ini adalah membangun sinergitas di kalangan kelembagaan atau gerakan  sosial dan ekonomi  masyarakat dimaksud;

Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) yang selama ini menekuni kegiatan sosial pembinaan kader muda Jakarta saat ini mendapat amanah dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia untuk membangun dan mengembangkan sinergitas di kalangan kelembagaan atau gerakan  sosial dan ekonomi  masyarakat yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta, salah satunya adalah membangun dan mengembangkan sinergitas dengan Gerakan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga). Sebagaimana dimaklumi dan diakui bersama, bahwa salah satu unsur penting dari kehidupan masyarakat, terutama dalam menggerakkan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga adalah Gerakan PKK;


Keberadaan, kiprah, dan kontribusi Gerakan PKK telah melalui jalan yang panjang, Gerakan PKK secara resmi dikembangkan sejak 27 Desember 1978, keberhasilan Gerakan PKK di Indonesia dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga telah diakui oleh masyarakat, bahkan telah mendapat penghargaan dari lembaga-lembaga internasional (WHO, Unicef, Unesco, dan sebagainya).  Pada hakikatnya ada 3 (tiga) hal yang melandasi keberadaan dan ruang lingkup garapan bagi Gerakan PKK, yakni :
  • Berpartisipasi dalam pembangunan
  • Mewujudkan keluarga sejahtera
  • Membina generasi muda



Karakteristik dan tantangan persoalan yang dihadapi oleh Gerakan PKK di setiap daerah (Provinsi/Kota/Kabupaten) berbeda, demikian pula halnya ragam persoalan yang dihadapi juga berbeda sejalan dengan perkembangan waktu dan dinamika pembangunan yang berjalan (pada masing-masing provinsi).  Tim Penggerak PKK berperan sebagai motivator, fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak. Pembinaan tehnis kepada keluarga dan masyarakat dilaksanakan dalam kerjasama dengan unsur dinas instansi pemerintah terkait;

Berdasarkan hasil diskusi internal dengan sejumlah Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta, ditemui 3 (tiga) persoalan penting yang dihadapi dan layak untuk dibahas/dikaji sebagai bentuk kesadaran dan kemauan untuk melakukan “Revitalisasi Gerakan PKK di Wilayah Provinsi DKI Jakarta”. Ketiga persoalan dimaksud adalah :

  • “Efektivitas Perencanaan dan Pelaksanaan Program”
  • “Rekruitmen, Pembinaan, dan Penguatan Motivasi Kader”
  • “Penguatan Koordinasi dan Kerjasama dengan SKPD dan Kelembagaan Sosial lainnya”
Diperlukan forum workshop untuk mendiskusikan  dan membahas ketiga persoalan dimaksud.  Kepada para peserta workshop juga dipandang perlu diberikan orientasi dan motivasi dari narasumber yang kompeten berdasarkan pengalaman dan karyanya selama aktif membangun dan mengembangkan Gerakan PKK;

Workshop perlu dikemas secara efektif sehingga peserta (kader PKK) memperoleh pengetahuan, pengalaman belajar, dan kemampuan, dengan menghadirkan 2 (dua) narasumber lainnya, yang akan berbagi pengalaman (studi kasus) tentang bagaimana kiat dan pengalaman mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi kemasyarakatan, yakni dari pengalaman pribadi mengembangkan kelembagaan “Dompet Dhuafa” dan pengembangan kelembagaan “Pos Keadilan Peduli Ummat”.  Diharapkan semangat dan inspirasi baru, serta munculnya ide untuk mendayagunakan potensi kerjasama kelembagaan, di kalangan peserta workshop, akan menjadi momentum “Revitalisasi Gerakan PKK di Wilayah Provinsi DKI Jakarta”.

Puji syukur Alhamdulillah kegiatan workshop dimaksud  telah terlaksana sesuai dengan perencanaan, pada Hari Kamis, Tanggal 2 November 2010, Waktu Pukul 08.00 s/d 16.00 WIB, Auditorium GEDUNG MELATI JAYA, Jl. Raya Kebagusan No. 42, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. 


Nama kegiatan workshop : REVITALISASI GERAKAN PKK DALAM  PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA.  Sesuai dengan permintaan Tim Penggerak PKK DKI Jakarta tulisan pada backdrop pada ruangan workshop disesuaikan, menjadi : PENGUATAN PERAN STRATEGIS GERAKAN PKK DALAM  MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA.  Pertimbangan Tim Penggerak PKK menjelaskan bahwa isu “Revitalisasi” dikhawatirkan dapat mengganggu “sikap penerimaan peserta”, dimana kesan yang timbul dari kata “Revitalisasi” merefleksikan adanya “kesangsian” terhadap kinerja Gerakan PKK DKI Jakarta selama ini, sehingga kata “Revitalisasi” disesuaikan sengan kata yang sepadan yakni “Penguatan Peran Strategis”.


Tema kegiatan adalah sebagai berikut :


“Penguatan Peran Strategis Gerakan PKK dalam mewujudkan keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender, serta kesadaran hukum  dan lingkungan”


Pemilihan tema dimaksud, untuk “menguatkan lagi kesadaran kader PKK” terhadap hakikat misi dan tujuan pemberdayaan Gerakan PKK sesuai dengan sejarah pendiriannya.

Pada sesi “Pembukaan Kegiatan Workshop” ini dilakukan penyampaian pesan/arahan/sambutan dari :
  • Wakil dari Kesbang Kementerian Dalam Negeri RI 
  • Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta (sekaligus membuka acara secara resmi) : Ibu Hj. Tatiek Fauzi Bowo
  • Key Note Speech : Revitalisasi Gerakan PKK dalam Dinamika Pembangunan DKI Jakarta Tahun 2007-2012 
Bentuk kegiatan dikemas dalam format “workshop”, terbagi dalam 2 (dua) sesi. 
  •  Sesi yang pertama adalah penyampaian materi dan studi kasus (kiat dan pengalaman mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi kemasyarakatan);
  •  Sesi yang kedua berupa diskusi, pemaparan, dan  pembahasan hasil diskusi kelompok atas persoalan : (1) Efektivitas Perencanaan dan Pelaksanaan Program; (2) Rekruitmen, Pembinaan, dan Penguatan Motivasi Kader, dan (3) Penguatan Koordinasi dan Kerjasama dengan SKPD dan Kelembagaan Sosial lainnya.
Berikut ini disajikan informasi tentang kepesertaan pada kegiatan workshop, dibandingkan antara rencana dan pelaksanaan.




Jumlah
100 (seratus) peserta
Komposisi Kepesertaan
·         44 Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan se-Provinsi DKI Jakarta;
·         1 Kelurahan yang mewakili dari setiap 44 Kecamatan tersebut;
·         Pengurus Tim Penggerak PKK Kota/Kabupaten yang diwakilkan Oleh Sekretaris PKK Kota/Kabupaten;
·         Para Ketua Pokja 1-5 dan Sekretariat Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta.
Kelompok
·         Peserta dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok.


Materi, Ruang Lingkup Materi, dan Narasumber

Berikut ini disajikan informasi tentang materi, ruang lingkup materi, dan narasumber pada kegiatan workshop, dibandingkan antara rencana dan pelaksanaan.

Sesi Pertama : Penyampaian Materi (Studi Kasus) dan Berbagi Pengalaman
Materi
Ruang Lingkup Materi
Studi Kasus  1 :
Kiat dan Pengalaman “Dompet Dhuafa” dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
·         Motivasi untuk berkarya dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat
·         Kasus yang menarik  dalam kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat
·         Kiat dan pengalaman dalam mengelola kelembagaan
·         Potensi kerjasama dengan Gerakan PKK
Studi Kasus  2 :
Kiat dan Pengalaman PKPU dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Masyarakat
·         Motivasi untuk berkarya dalam bidang pemberdayaan kesejahteraan masyarakat
·         Kasus yang menarik  dalam kegiatan pemberdayaan kesejahteraan masyarakat
·         Kiat dan pengalaman dalam mengelola kelembagaan
·         Potensi kerjasama dengan Gerakan PKK
Orientasi dan Revitalisasi Gerakan PKK :
Revitalisasi Gerakan PKK melalui Peningkatan Efektivitas Program , Pengelolaan Gerakan PKK,  dan Pembinaan Kader
·         Motivasi untuk berkarya dalam bidang sosial kemasyarakatan
·         Pengalaman yang menarik  dalam mengelola Gerakan PKK
·         Kiat dan pengalaman dalam merencanakan/melaksanakan program dan pembinaan kader
·         Gagasan untuk Revitalisasi Gerakan PKK di Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sesi Kedua : Diskusi Kelompok
Materi
Ruang Lingkup Materi
Fasilitator
Kelompok ! :
“Efektivitas Perencanaan dan Pelaksanaan Program”
·         Evaluasi terhadap efektivitas sejumlah program yang dilakukan saat ini;
·         Persoalan/kendala pelaksanaan program;
·         Upaya/rekomendasi untuk mengatasi persoalan/kendala pelaksanaan program;
·         Gagasan program yang relevan dan inovatif.
Masing-masing kelompok dipandu oleh fasilitator


Fasilitator 1 :
Haris Budiyono

Fasilitator 2 :
Cecep Effendi

Fasilitator 3 :
Puji Siregar
Kelompok !I :
“Rekruitmen, Pembinaan, dan Penguatan Motivasi Kader”
·         Evaluasi terhadap pengelolaan kader saat ini;
·         Persoalan/kendala pengelolaan kader;
·         Upaya/rekomendasi untuk mengatasi persoalan/kendala pengelolaan kader;
·         Gagasan pengelolaan kader yang relevan dan inovatif.
Kelompok III :
“Penguatan Koordinasi dan Kerjasama dengan SKPD dan Kelembagaan Sosial lainnya”
·         Evaluasi terhadap pengelolaan koordinasi dan kerjasama saat ini;
·         Persoalan/kendala pengelolaan koordinasi dan kerjasama;
·         Upaya/rekomendasi untuk mengatasi persoalan/kendala pengelolaan koordinasi dan kerjasama;
·         Gagasan pengelolaan koordinasi dan kerjasama yang relevan dan normatif.

Pencapaian Tujuan dan Manfaat Kegiatan

Berikut ini disajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan manfaat kegiatan, dibandingkan antara rencana dan indikasi setelah pelaksanaan kegiatan.

Item
Rencana
Indikasi setelah pelaksanaan kegiatan
Tujuan Kegiatan
1.       Berbagi kiat dan pengalaman dalam mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi kemasyarakatan;
2.       Meningkatkan efektivitas perencanaan/pelaksanaan program, pengelolaan kader, dan penguatan koordinasi/perluasan kerjasama dengan SKPD dan Kelembagaan Sosial lainnya.
1.       Adanya kesadaran dan keinginan kader PKK untuk bekerjsama dengan Dompet Dhuafa dan PKPU, serta kelembagaan lainnya dalam mengembangkan kelembagaan sosial dan ekonomi kemasyarakatan;
2.       Diperolehnya pengalaman belajar dalam melakukan perencanaan/pelaksanaan program, pengelolaan kader, dan penguatan koordinasi/perluasan kerjasama dengan SKPD dan Kelembagaan Sosial lainnya.
Manfaat Kegiatan
·         Terbangunnya semangat, komitmen, dan inspirasi baru, serta munculnya ide untuk mendayagunakan potensi kerjasama kelembagaan, di kalangan peserta workshop, sebagai bentuk momentum “Revitalisasi Gerakan PKK di Wilayah Provinsi DKI Jakarta”.
·         Manfaat kegiatan diakui oleh beberapa peserta workshop telah dapat diperoleh peserta, melalui wawancara, dimana mereka memperoleh pengalaman baik dari narasumber, dari proses diskusi kelompok, dan saat penyampaian paparan hasil diskusi kelompok.


Hasil evaluasi PPMJ terhadap upaya untuk melakukan penguatan peran strategis Gerakan PKK dalam peningkatan kesejahteraan keluarga perlu ditindaklanjuti dengan “pilot project” untuk mengaktualisasikan format kerjasama antara mitra kelembagaan sosial ekonomi masyarakat lain dengan Gerakan PKK dalam sebuah kegiatan, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi, hingga tindak lanjut pengelolaan kegiatan dimaksud secara mandiri.  Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari “pilot project” tersebut kemudian dapat dijadikan model pengembangan kerjasama bagi Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta untuk diinternalisasikan kepada seluruh lapisan tim penggerak PKK yang ada di tingkat kota/kabupaten, kecamatan, dan kelurahan.

Pengembangan Jati Diri Remaja

Status masa remaja, dalam kisaran umur 17-25 tahun, merupakan status yang memerlukan pembinaan dan pemupukan jati diri sebagai wahana untuk menumbuhkan nilai, persepsi, dan sikap yang positif dan produktif dalam menjalani lintasan kehidupan selanjutnya.  Bagi sebagian besar remaja, selama menjalani status ini, dinamika kehidupan modernitas telah mewarnai mereka dengan “gaya hidup”, “atribut kelompok yang menjadi panutan”,  dan “perilaku konsumsi produk/jasa yang menjadi ikon ekspresi diri”.   Dalam situasi seperti ini, maka nilai, persepsi, dan sikap menjadi terpola atau terbentuk oleh gaya hidup, atribut kelompok, dan konsumerisme. 

Menyikapi situasi seperti ini, maka keberadaan kelembagaan sosial kemasyarakatan (LSM), instansi pemerintah yang berfungsi melakukan pembinaan (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta), lembaga keagamaan, dan kelembagaan lain perlu melakukan rekayasa kegiatan pembinaan dan pengembangan jati diri, sesuai dengan peran, fungsi, dan kapasitasnya masing-masing. Berdasarkan kajian akademis, maka ada beberapa pokok pemikiran yang melandasi perlunya pembinaan dan pengembangan jati diri remaja, antara lain :
  • Jati diri remaja selaku generasi penerus bangsa, jati diri ini penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai insan Bangsa Indonesia.  Rasa memiliki kebangsaan (wawasan kebangsaan) yang terpatri di kalangan remaja akan menumbuhkan persepsi dan sikap berbangsa yang tangguh atas pentingnya menjunjung martabat keberadaan bangsanya sendiri dihadapkan pada atmosfir globalisasi yang diwarnai dengan persaingan antar bangsa di dunia, yang merambah tanpa sekat.  Kepekaan dan kewaspadaan atas potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat merusak jati diri bangsa, melemahkan daya saing bangsa, dan bahkan cenderung mengeksploitasi sumber daya bangsa, harus dapat dipahami oleh remaja.
  • Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri untuk membangun masa depan yang gemilang.  Kegamangan dan kegelisahan remaja yang muncul sebagai akibat “mengikuti arus” gaya hidup, kelompok panutan, dan konsumerisme harus dapat digantikan dengan kesadaran “mempersiapkan dan menumbuhkan kompetensi diri” sehingga timbul keyakinan diri mampu membentuk kehidupan masa depan bangsa yang lebih baik. 
  • Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya.  Kepekaan sosial merupakan elemen jati diri yang penting untuk dibina dan dikembangkan bagi remaja, bahkan sepatutnya kepekaan sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak dini, dalam membentuk tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa yang bermartabat.
  • Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki pemahaman atas arti pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup.  Rasa cinta dan kesadaran memelihara lingkungan hidup, serta tanggung jawab untuk melestarikan lingkungan hidup penting untuk ditumbuhkan dan dikembangkan di kalangan remaja.  Pemahaman terutama perlu ditanamkan kepada remaja atas potensi degradasi lingkungan hidup akibat perilaku konsumsi bersampah organik permanen (sulit untuk didaur ulang secara biologis), konsumsi energi kendaraan bermotor yang tidak efisien dan produktif, dan perilaku konsumsi lainnya yang berpotensi buruk terhadap lingkungan hidup.
  • Jati diri remaja selaku insan muda yang memiliki kapasitas untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Provinsi DKI Jakarta).   Pemahaman tentang ruang peran apa saja yang dapat dilakukan dan ditampilkan oleh remaja (di DKI Jakarta) untuk berpartisipasi pada event/lomba/pentas yang dapat memberikan kontribusi pencitraan wilayah/provinsi perlu ditanamkan di kalangan remaja, sehingga mereka dapat tertarik dan menyiapkan diri untuk tampil merepresentasikan citra bagi warga di wilayahnya atau bahkan mampu mewakili provinsi di tingkat nasional maupun internasional, sesuai dengan potensi dan kompetensinya.
Berdasarkan penjelasan tersebut diperlukan sebuah kegiatan pengembangan jati diri remaja yang terarah dan relevan untuk membangun nilai, persepsi, dan sikap yang positif dan produktif terhadap masa depan kehidupan keluarga, masyarakat, dan bangsanya.  Demikian pula diharapkan melalui kegiatan ini, dapat mengembangkan motivasi, pengetahuan, dan kapasitas  di kalangan remaja untuk berpartisipasi dalam pembangunan, melalui keikutsertaan dan pencapaian prestasi pada event/lomba/pentas yang merepresentasikan warga dan wilayahnya atau pun dalam bentuk peran positif lainnya yang dapat dilakukan oleh remaja.
Kegiatan ini berbentuk pelatihan untuk mengembangkan jati diri remaja, melalui materi pelatihan yang relevan, yakni : arah kebijakan pembangunan Provinsi DKI Jakarta, kepribadian, “sosial entrepreneurship”, wawasan kebangsaan, dan pelestarian lingkungan hidup.

Kegiatan pelatihan ini selain berbentuk penyampaian materi dan studi kasus (kerja kelompok), juga dilakukan aktivitas membangun semangat bekerjasama melalui “Out Bond” bagi peserta.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk :
  • Mengembangkan jati diri remaja selaku generasi penerus bangsa,
  • Mengembangkan jati diri remaja selaku insan muda yang memiliki percaya diri untuk membangun masa depan yang gemilang. 
  • Mengembangkan jati diri remaja selaku insan muda yang memiliki kepekaan sosial dan gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya. 
  • Mengembangkan jati diri remaja selaku insan muda yang memiliki pemahaman atas arti pentingnya memelihara kelestarian lingkungan hidup
  • Mengembangkan jati diri remaja selaku insan muda yang memiliki kapasitas untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Provinsi DKI Jakarta).  

Kegiatan ini ditujukan untuk memberdayakan 60 peserta sebagai “fasilitator” yang diharapkan dapat berpartisipasi dan berperan selanjutnya menyebarluaskan pengetahuan dan pemahaman tentang jati diri remaja, serta mengaktualisasikannya di lingkungan wilayah masing-masing.  Peserta kegiatan dipilih dari masing-masing 6 (enam) wilayah kotamadya/kabupaten, berasal dari kalangan remaja (umur 17 – 25 tahunan).  

Tempat penyelenggaraan kegiatan dipusatkan di Bumi Perkemahan Cibubur, selama 3 (tiga) hari, yakni Tanggal 12, 13, dan 14 Juli 2009.

Tim pelaksana kegiatan ini adalah Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) yang mendapat penugasan dari BPM dan KB Provinsi DKI Jakarta, diperkuat oleh pakar akademisi sosial kemasyarakatan, dan stakeholders pembangunan DKI Jakarta lainnya.                                        

Saturday, April 25, 2009

SOSIALISASI PEMILU LEGISLATIF 2009 DI DKI JAKARTA


Pada Tanggal 5 April 2009, pukul 20.00 s.d. 23.00, Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) telah melakukan kegiatan “Sosialisasi Pemilu Legislatif 2009” di Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Kegiatan ini dilakukan bekerjasama dengan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) RI dan Pengurus RW 04 Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. Narasumber yang dihadirkan antara lain dari Depdagri, PPMJ (C. Effendi, M.Phil., Ph.D.), dan petugas PPK setempat. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi tentang pentingnya warga untuk menunaikan hak piliih pada Pemilu Legislatif (9 April 2009), cara membuka lembar suara, serta cara untuk mencontreng dengan benar. Hadir pada acara tersebut sejumlah warga dari berbagai RW di lingkungan Kelurahan Batu Ampar, dengan jumlah peserta lebih dari 100 orang.


Ketua RW dan tokoh masyarakat setempat merasakan dan mengakui betapa perlunya kegiatan penjelasan langsung melalui sosialisasi seperti ini, karena masyarakat masih belum tahu bagaimana cara membuka kartu suara yang begitu besarnya dan cara mencontreng yang benar, dengan begitu banyaknya partai dan calon yang harus dipilih. Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan lancar dan tertib, dengan suasana santai warga dapat mengikuti acara ini hingga selesai, tanpa ada pernyataan yang bersikap provokatif (untuk mengarahkan suara) baik dari narasumber maupun dari peserta. Direktur PPMJ (C. Effendi, M.Phil., Ph.D.) menyatakan bahwa kegiatan-kegiatan ini perlu jauh hari dilakukan dan intensitasnya harus dapat menjangkau lebih banyak lagi komunitas warga DKI Jakarta, namun karena pendanaan yang terbatas dan terlambat sehingga sosialisasi tidak dapat dilakukan secara intensif, diharapkan pada Pemilu Presiden 2009 kelak semestinya lebih banyak lagi dapat dilakukan oleh PPMJ, seperti halnya dilakukan oleh beberapa LSM lain di DKI Jakarta. Mudah-mudahan kiprah PPMJ dan LSM lainnya di DKI Jakarta mampu memberikan kontribusi yang lebih optimal dan nyata dalam membangun DKI Jakarta, terutama berkaitan dengan upaya memberdayakan masyarakat DKI Jakarta, meliputi pelbagai bidang termasuk sosial dan ekonomi masyarakat.

Sunday, April 19, 2009

PELEMBAGAAN PPMJ



Dengan rakhmat dan hidayah Allah Swt., serta didasari niat yang suci dan ikhlas, sebagai bentuk ibadah kepada Allah Swt., maka Para Pendiri telah bersepakat pada Tanggal 10 November 2008 untuk mendirikan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ), sebagai wahana untuk beramal dan berkarya dalam kehidupan, melalui ikhtiar memberdayakan masyarakat Jakarta agar mampu berpartisipasi dalam dinamika pembangunan DKI Jakarta. Pendirian lembaga ini dilandasi oleh gagasan dan cita-cita luhur untuk membangun dan mengembangkan kelembagaan masyarakat (capacity building) di Wilayah DKI Jakarta, dalam rangka peningkatan kesejahteraan sosial, penguatan ekonomi masyarakat, partisipasi politik, implementasi teknologi, dan pengembangan daya dukung lingkungan hidup. Lembaga ini dikelola dan didukung oleh tim ahli profesional di bidang sosial, ekonomi, politik, teknologi, manajemen, dan lingkungan hidup, serta bidang pemerintahan dan otonomi daerah. Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) mengembangkan fungsi konsultansi, advisory, sosialisasi, dan mediasi, melalui kegiatan penelitian, pendidikan dan pelatihan, konsultansi, apresiasi, pilot project, dan seminar/workshop/focus discussion group. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan perlindungan, hidayah, dan karunia-Nya atas keberlangsungan dan perkembangan kelembagaan ini, bagi kesejahteraan masyarakat dan memberikan kontribusi bagi Pembangunan DKI Jakarta.

Dewan Pendiri Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) menyepakati Pembentukan Pengurus “Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ)”, Periode Tahun 2009-2014, berdasarkan Hasil Rapat Dewan Pendiri Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ), pada Tanggal 9 Januari 2009.

Dewan Pembina :
  • H. Makmun Amin, Drs.
  • H. Agus Dwiyanto, Prof., DR., MPA.
  • H. Suhatmansah I.S., DR., Ir., M.Si.
Dewan Pengawas :
  • J. Kristiadi, DR.
  • KH. Hasbullah Amin
Dewan Pengurus (merangkap anggota) :
  • Direktur Eksekutif : C. Effendi, M.Phil., Ph.D.
  • Wakil Direktur : Haris Budiyono, Ir., M.T.
  • Sekertaris Eksekutif : Idham Cholid, SE., M.E.
  • Bendahara : Euis Sumiati, SE.
  • Ketua Divisi Kerja Regional : Empam Muzofar, SE.

KIPRAH AWAL KELEMBAGAAN PUSAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT JAKARTA (PPMJ)


Kiprah awal kelembagaan Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta (PPMJ) adalah saat kami (Pak Cecep, Pak Haris, Iedham, Euis, dan Wahyu) mendapat penugasan dari Fauzibowo Center dan PWNU DKI Jakarta untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan pelatihan yang ditujukan untuk mempersiapkan dan membina kader muda NU DKI Jakarta yang memiliki nilai, sikap, dan perilaku dalam rangka berpartisipasi mewujudkan “Jakarta yang Nyaman dan Sejahtera untuk Semua”. Pendanaan kegiatan ini disponsori oleh H. Djan Faridz. Kegiatan ini dilaksanakan pada Tanggal 10-16 Agustus 2008, di Cibubur, dengan merekrut secara terseleksi 60 kader muda NU DKI Jakarta, selama waktu tersebut, para peserta diwajibkan mengikuti beberapa aktivitas, untuk membangun aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang diperlukan bagi kader muda NU DKI Jakarta, mereka diharapkan memiliki komitmen, responsif, dan militansi, baik dalam memberikan kontribusi bagi kelembagaan NU DKI Jakarta maupun bagi Pembangunan DKI Jakarta. Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan dengan baik, mendapat pengakuan keberhasilan baik dari kelembagaan PWNU DKI Jakarta maupun dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri.

Sebagai gambaran “Pelatihan Kader Muda Jakarta” (PKMJ) dimaksud, berikut ini disajikan penjelasannya :
  1. Nama Kegiatan : “Pelatihan Kader Muda Jakarta” disingkat PKMJ
  2. Tujuan Kegiatan : Membentuk Nilai, Sikap, dan Perilaku Kader Muda NU di DKI Jakarta yang memiliki Komitmen, Responsif, dan Militansi dalam rangka berpartisipasi mewujudkan “Jakarta yang Nyaman dan Sejahtera untuk Semua.
  3. Panitia penyelenggara : merupakan panitia gabungan antara PWNU, MWC, dan FBC.
  4. Jumlah peserta : 60 orang, terdiri 47 peserta putra dan 13 peserta putri.
  5. Berdasarkan pendidikan yang ditamatkan, mereka yang berpendidikan :
    o S-2 = 1 orang
    o S-1 = 7 orang
    o D-2 = 2 orang
    o SMA = 26 orang
    o MA =14 orang
    o SMK = 10 orang
    Di antara ke-60 orang dimaksud, 7 orang peserta juga telah memiliki pendidikan basic Pesantren.
  6. Umur peserta (sesuai dengan ketentuan yang berlaku) berkisar antara 17- 25 Tahun.
  7. Berdasarkan organisasi, peserta merupakan utusan :
    o MWC (Majelis Wakil Cabang) = 44 peserta
    o Badan Otonom (Banom) = 16 peserta. Banom dimaksud adalah IPNU-IPPNU, Ansor, Fatayat, dan PMII.
  8. Berdasarkan wilayah, peserta dapat dikelompokkan dari wilayah :
    o Jakarta Timur = 15 orang
    o Jakarta Utara = 13 orang
    o Jakarta Barat = 12 orang
    o Jakarta Pusat = 10 orang
    o Jakarta Selatan = 6 orang
    o Kepualuan Seribu = 4 orang
Waktu pelaksanaan : 6 (enam) hari – 6 (enam) malam, peserta dan panitia menginap di Bumi Perkemahan Graha Wisata (BUPERTA), Cibubur.
  1. Materi yang disampaikan adalah :
    o Materi Ke-NU-an : K.H. Ma’ruf Ami, DR. Masdar F. Mas’udi, dan K.H. Ahmad Bagdja
    o Materi Kepribadian : PT Edupromo Media Inovasi (UI)
    o Materi Ke-DKI-an : Drs. Masrokhan, M.Si., Ir. Nugraha Kustianto Yasin, Dipl. Ph.D., Ichwan B.N. SH., MM., dan H. Ibnu Hajar B.
    o Materi Diamika Politik : DR. Cecep Effendi, Juri Adrianto, S.Pd., M.Si., H. Djan Faridz , dan Idrus Marham
    o Materi Kunjungan : Ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta
    o Materi Outbond : Tim Outbond Buperta Cibubur
  2. Selain penyampaian materi, juga dilakukan Pembentukan Nilai, Sikap, dan Perilaku melalui :
    o Disiplin Olahraga Pagi
    o Disiplin Baris-Berbaris
    o Disiplin Peserta Selama Berada di dalam Ruang Pembelajaran
    o Shalawat Badar
    o Achievement Motivation
    o Disiplin dan Dinamika Kelompok
    o Outbond
    o Muhasabah (Nisfu Sya’ban 1429 H.)
  3. Pakaian peserta yang diseragamkan : Kaos Olahraga dan Pakaian Batik.
  4. Hasil diskusi kelompok peserta yang perlu dilaporkan adalah “Matrik Perumusan Usulan Perwujudan Situasi Nyaman, Situasi Sejahtera, dan Citra untuk Semua di DKI Jakarta” yang berhasil dibuat oleh para peserta (yang didampingi oleh fasilitator FBC) dalam rangka perwujudan Visi : “Jakarta yang Nyaman dan Sejahtera untuk Semua”, sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Provinsi DKI Jakarta 2007-2012 (Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2008).
Berawal dari kegiatan ini kemudian kami (Pak Makmun, Pak Cecep, Pak Haris, Iedham, dan Euis) bersepakat untuk melembagakan diri dalam wadah LSM “Pusat Pemberdayaan Masyarakat Jakarta” atau disingkat PPMJ.